Rabu, Agustus 05, 2015

Jawaban TUGAS 2 Manajemen SDM


Jawaban TUGAS 2 Manajemen SDM

Sujana # 018469526

Soal:

  1. Jelaskan apa itu kompensasi!
    Jawab:

  • Kompensasi adalah total dari keseluruhan penghargaan yang diberikan kepada karyawan sebagai penukar/ganti dari jasa-jasa mereka. Tujuan keseluruhan dari pemberian kompensasi adalah untuk menarik, mempertahankan, dan memotivasi karyawan. Berdasarkan konsep tukar-menukar tersebut, kompensasi dapat dipandang sebagai:

  • sistem penghargaan yang memotivasi karyawan agar melaksanakan pekerjaannya;
  • cara berkomunikasi penting bagi  organisasi untuk menyampaikan dan menguatkan nilai, budaya, dan perilaku yang diinginkan oleh organisasi; dan
  • mekanisme penting yang memungkinkan organisasi untuk mencapai  sasaran bisnisnya. 

  1. Jelaskan tiga konsep keadilan dalam pengupahan!
    Jawab:

  • Keadilan Eksternal Tarif upah yang pantas dengan gaji yang berlaku untuk pekerjaan-pekerjaan yang serupa di pasar tenaga kerja eksternal. Keadilan eksternal dinilai dengan membandingkan pekerjaan yang serupa di antara organisasi-organisasi yang terbandingkan. Dua kondisi harus dipenuhi:
    (1). pekerjaan yang sedang diperbandingkan haruslah sama atau hampir sama, dan (2). organisasi yang disurvai harus serupa ukuran, misi, dan sektornya.

  • Keadilan Internal Tingkat gaji yang pantas/patut dengan nilai pekerjaan internal bagi perusahaan. Keadilan internal merupakan fungsi dari status relatif sebuah pekerjaan di dalam organisasi, nilai ekonomi hasil pekerjaan, atau status sosial sebuah pekerjaan, seperti kekuasaan, pengaruh, dan statusnya di dalam hierarki organisasi. Keadilan internal berhubungan dengan kemajemukan gaji di antara pekerjaan-pekerjaan yang berbeda di dalam sebuah organisasi.

  • Keadilan Individu Individu pekerja merasa bahwa dia diperlakukan secara wajar dibandingkan dengan rekan kerjanya. Ketika seorang pekerja menerima kompensasi dari perusahaan, persepsi keadilan dipengaruhi oleh dua faktor: (1) rasio kompensasi terhadap masukan upaya, pendidikan

  1. Jelaskan perbedaan antara sistem upah dasar konvensional dan sistem upah berdasar keahlian!
    Jawab:

  • Kompensasi dasar adalah pendapatan yang diterima karyawan sebagai imbalan atas pekerjaannya yang dapat didasarkan atas jam kerja, mingguan, atau bulanan. Pada umumnya, kompensasi dasar ini digunakan karyawan sebagai landasan untuk menilai terhadap kelayakan dan keadilan sistem kompensasi suatu organisasi. Jika karyawan menilai bahwa mereka diberi kompensasi secara tidak adil dan tidak wajar maka berbagai kemungkinan negatif akan muncul, seperti kemalasan bekerja, kemangkiran, pemogokan, keluar perusahaan atau pindah ke perusahaan lain. Sistem kompensasi dasar juga seringkali mencerminkan iklim keseluruhan organisasi. Jika sistem kompensasi dasar telah dipandang adil dan wajar maka organisasi secara keseluruhan juga demikian dianggapnya.
    Artinya, definisi struktur upah tersebut dikaitkan dengan jabatan dan tanggung jawab. Meskipun pendekatan tersebut masih banyak digunakan dalam praktik organisasi pada saat ini, namun banyak kelemahan secara potensial yang membatasi pendekatan struktur upah semacam itu.
     
  • Upah Berdasarkan Keahlian(Skill-Based Pay) Dikenal juga dengan istilah upah berdasarkan pengetahuan (knowledge-based pay) adalah sistem pengupahan yang memberikan upah kepada karyawan didasarkan pada keahlian yang disumbangkan pada pekerjaan/jabatan (Byars dan Rue, 1997). Secara khusus, sistem pengupahan ini memberikan upah kepada karyawan terhadap keluasan pengetahuan, banyaknya keahlian yang terkait dengan bisnis, tingkat keahlian serta pengetahuan, atau kombinasi antara keluasan dan tingkat keahlian serta pengetahuan. Sistem ini sangat cocok untuk kondisi dengan tuntutan terhadap keahlian yang semakin luas dan semakin dalam akibat adanya perubahan teknologi yang berlangsung secara terus-menerus



Jawaban Tugas 3 Manajemen Strategik


Sujana NIM: 018469526
Jawaban Tugas 3 Manajemen Strategyk
STRATEGI DIREKSIONAL
Staretgi ini merupakan orientasi menyeluruh perusahaan terhadap pertumbuhan (growth), stabilitas (stability), atau pengurangan (rethenchment). Ketiga orientasi tersebut biasanya dikenal dengan pengertian grand strategy.
  1. Strategi pertumbuhan (contoh: merger dan akuisisi)
Dua strategi pertumbuhan mendasar yaitu :
1) Strategi Konsentrasi (Concentration Strategy)
  • Pertumbuhan Vertikal (Vertical Growth)
Pertumbuhan ini dapat dicapai baik secara internal dengan cara memperluas operasi yang ada, atau secara eksternal melalui akuisisi. (contoh: Indomie)
  • Pertumbuhan Horizontal (Horizontal Growth)
Pertumbuhan horizontal dapat dicapai dengan cara memperluas operasi perusahaan ke lokasi geografis lainnya dan/atau meningkatkan jangkauan produk dan jasa yang ditawarkan pada pasar saat ini. (contoh: brownies Amanda)
2) Strategi Diversifikasi (Diversification Strategy)
Perusahaan mulai berpikir untuk melakukan diversifikasi ketika pertumbuhannya tidak menunjukkan kemajuan dan tidak ada lagi peluang untuk tumbuh dalam bisnis aslinya. Dua jenis strategi diversifikasi yaitu:
  • Diversifikasi Konsentrik (Concentric/Related Diversification)
Strategi yang dijalankan dengan menambah produk baru yang masih terkait dengan produk yang ada saat ini baik keterkaitan dalam kesamaan teknologi, pemanfaatan fasilitas bersama, ataupun jaringan pemasaran yang sama. (contoh: Kelompok usaha Kompas Gramedia masuk ke bisnis penerbitan (Elexmedia Komputindo), toko buku (Gramedia) dan penyiaran (Radio Sonora dan TV7) dan Perusahaan mobil seperti Suzuki dan Honda juga memproduksi sepeda motor)
  • Diversifikasi Konglomerat (Conglomerate/Unrelated Diversification)
Strategi yang dijalankan dengan menambahan produk baru dan dipasarkan pada pasar baru yang tak terkait dengan yang ada saat ini. Ide dasar strategi ini terutama pertimbangan profit. (Contoh: PT. Bank Lippo, Tbk sebagai cikal bakal Group Lippo memutuskan untuk bergerak di sektor properti seperti Lippo Karawaci, Lippo Cikarang, dan Lippo Development)
  1.  Strategi stabilitas
Strategi ini dapat dipilih perusahaan dibanding strategi pertumbuhan, apabila perusahaan tetap melanjutkan aktivitas tanpa adanya perubahan arah yang signifikan. Beberapa jenis strategi ini adalah:
1) Strategi Istirahat/Maju dengan Hati-hati (Pause/Proceed with Caution Strategy)
Strategi istirahat/maju dengan hati-hati adalah suatu timeout - kesempatan untuk istirahat sebelum melanjutkan dengan strategi pertumbuhan atau strategi pengurangan. (contoh: perusahaan Dell yg mengalami kemajuan pertumbuhan 285% selama 2 tahun, saat itu perusahaan Dell melakukan strategi istirahat)
2) Strategi Tidak Ada Perubahan (No-Change Strategy)
Strategi tidak ada perubahan adalah sebuah keputusan untuk tidak melakukan suatu hal yang baru - suatu pilihan untuk melanjutkan operasi dan kebijakan saat ini sampai waktu tertentu di masa yang akan datang. (contoh: warung kecil atau took kelontong di dalam perumahan)
3) Strategi Laba (Profit Strategy)
Strategi laba adalah suatu keputusan untuk tidak melakukan sesuatu yang baru dalam suatu situasi yang buruk dan bertindak seolah-olah masalah perusahaan hanya bersifat sementara. (contoh: perusahaan yg akan melakukan go-public)
  1. Strategi pengurangan
Strategi ini digunakan perusahaan ketika perusahan memiliki posisi kompetisi yang lemah pada beberapa atau semua lini produknya, keadaan yang demikian yang mengakibatkan performa yang rendah, turunnya penjualan, dan hilangnya laba.
1) Strategi Putar Haluan (Turnaround Strategy)
Strategi putar haluan menekankan perbaikan efisiensi operasional dan sangat tepat digunakan ketika masalah yang dihadapi perusahaan sudah menjalar, tetapi belum kritis. (contoh: melakukan konsolidasi)
2) Strategi Perusahaan Tawanan (Captive Company Strategy)
Strategi perusahaan tawanan, membuat perusahaan dapat mengurangi ruang lingkup aktivitas fungsionalnya, seperti pemasaran, sehingga dapat mengurangi biaya secara signifikan. (contoh: Simpson Industries, perusahaan pemasok suku cadang mobil dari Birmingham-Michigan, mengizinkan sebuah tim khusus dari General Motors (GM) mengawasi fasilitas produksi dan pembukuan serta mewawancarai karyawannya demi kontrak jangka panjang )
3) Strategi Menjual/Divestasi (Sell-Out/Divestment Strategy
Strategi menjual dapat dipahami jika manajemen masih dapat memperoleh harga yang baik bagi para pemegang sahamnya dan karyawan dapat bertahan pada pekerjaannya, dengan cara menjual seluruh perusahaan kepada perusahaan lain. (contoh: Ford melakukan strategi divestasi dengan menjual unit bisnis Jaguar dan Land Rover kepada Tata Motors pada tahun 2008 untuk membantu meningkatkan laba perusahaan pada tahun 2009)
4) Strategi Kepailitan/Likuidasi (Bankruptcy/Liquidation Strategy)
Strategi kepailitan meliputi penyerahan manajemen perusahaan kepada pengadilan sebagai usaha untuk menyelesaikan kewajiban perusahaan. (contoh:Perusahaan Riau Airlines pada tahun 2008, yang sempat mengalami kesulitan financial yang menyebabkan terhentinya kegiatan operasional perusahaan untuk sementara)
  1.  Strategi kombinasi
Strategi kobinasi adalah strategi yang dilakukan perusahaan apabila:
1) Keputusan strategi utamanya (grand strategy) difokuskan pada berbagai strategi besar secara sadar (stabilitas, pertumbuhan, atau pengurangan) pada waktu yang sama (secara simultan) dalam berbagai unit bisnis perusahaan.
2) Perusahaan merencanakan menggunakan beberapa strategi besar yang berbeda pada masa yang akan datang (secara bertahap).
Penerapan strategi kombinasi ini memang tidak mudah tetapi strategi ini sangat tepat bagi perusahaan yang menghadapi banyak lingkungan dan lingkungan mengalami perubahan dengan kecepatan yang tidak sama, serta produk perusahaan itu berada dalam tingkatan daur hidup produk (product life cycle) yang berbeda.

Jawaban Tugas 1, Mata Kuliah AUDIT SDM (MAnajemen UT)


Sujana NIM 018469526

 

  1. Audit SDM memiliki beberapa pendekatan, jelaskan!
    Jawab
    Audit Sumber Daya Manusia (SDM) memiliki beberapa pendekatan :

1.       Riset Terapan (Applied research) –> Riset ini dugunakan untuk mengevaluasi aktifitas-aktifitas SDM.kadang kala risetnya mungkin canggih,tergantung pada desain dan statistic yang digunakan.melalui riset ini berupaya untuk memperbaiki kinerja departemen.

2.       Pendekatan Komparatif (comparative approach) –> bentuk riset ini adalah bentuk yang sederhana.pendekatan ini menggunakan perusahaan lain sebagai model,setelah itu membandingkan hasil atau prosedur dengan yang dari perusahaan lain tersebut.

3.       Pendekatan Otoritas Pihak Luar (outside authority approach) –> Auditor dapat menggunakan pendekatan keahlian yang standartnya ditentukan oleh konsultan atau dari temuan penelitian yang telah dipublikasikan,kemudian dijadikan sebagai standart atas kegiatan dan kemudian dievaluasi.dalam hal ini konsultan dapat membantu mendiagnosis penyebab timbulnya masalah.

4.       Pendekatan Statistik (stastistical approach) –> Melalui pendekatan ini dapat mengembangkan ukuran statistical kinerja berdasarkan sistem informasi perusahaan yang ada.sebai contoh dari catatan yang ada dalam perusahaan mengungkapkan tingkat ketidak hadiran dan perputaran karyawan.data ini menunjukkan seberapa baik aktifitas SDM dan manajer operasi dalam mengendalikan permasalahan ini.

5.       Regresi : memanfaatkan hubungan antara dua atau lebih variabel kuantitatif sehingga satu variable dapat diprediksikan dari variable lainnya.

6.       Korelasi : mengukur tingkat asosiasi yang ada antara dua atau lebih variable.

7.       Diskriminan : mengidentifikasi faktor-faktor yang membedakan antara dua atau lebih kelompok dalam satu populasi.

8.       Pendekatan Kepatuhan (compliance approach) –> Pendekatan metode ini meninjau praktek-praktek dimasa lalu untuk menetukan apakah tindakan-tidakan tersebut telah sesuai atau tidak mengikuti kebijakan dan prosedur perusahaan,atau bahkan terjadi penyimpangan hukum.Cara kerjanya adalah dengan mengambil sampel data/informasi dari formulir kerja,kompensasi,disiplin dan penilaian kerja.Tujuan pendekatan ini adalah untuk memastikan apakah para manajer patuh terhadap peraturan dan ketentuan yang berlaku di perusahaan.

9.       Pendekatan Manajemen Berdasarkan Sasaran (Management by Objective approach) –> Pendekatan terakhir adalah meminta staf SDM dan manajer menetapkan tujuan sesuai dengan tanggung jawab mereka.Pendekatan manajemen berdasarkan sasaran ini menciptakan tujuan khusus terhadap kinerja sehingga dapat diukur.Selanjutnya diteliti kinerja actual kemudian membandingkannya dengan tujuan yang ditetapkan sebelumnya.Dalam prakteknya pendekatan ini tidak semuanya diterapkan sekaligus pada semua departemen SDM.Hanya menggunakan beberapa dari pendekatan tersebut tergantung pada aktifitas-aktifitas SDM yang diaudit.

 

 

  1. Jelaskan mengenai instrumen riset dalam audit SDM!
    Instrumen-instrumen dalam audit sumber daya manusia (SDM) :
    Jawab:

1.       Wawancara:

Wawancara dengan karyawan dan manajer adalah suatu sumber informasi mengenai aktifitas SDM.Komentar mereka membantu tim audit mencari bidang-bidang yang membutuhkan perbaikan.Kritik dari karyawan dapat menunjukkan tindakan-tindakan yang harus diambil oleh departemen untuk memenuhi kebutuhan mereka.Demikian juga,sumber saran manajer dapat mengungkapkan cara-cara untuk memberikan mereka service yang lebih baik.

2.       Analisis Dokumen

Analisis dokumen SDM yang dapat dilakukan antara lain dengan meneliti berbagai dokumen terkait pengelolaan SDM perusahaan,seperti uraian dan spesifikasi jabatan,perhitungan kebutuhan tenaga kerja,SOP rekrutmen dan seleksi,evaluasi terhadap hasil pelatihan,formulir penilaian kerja,dan sebagainya.

3.       Analisis History

Analisis terhadap data histori dapat dilakukan dalam audit SDM,misalnya dengan membandingkan selection ratio untuk jabatan tertentu,tingkat kehadiran karyawan,atau jumlah jam pelatihan per orang per tahun selama beberapa tahun terakhir.

4.       Survey

Auditor juga dapat melakukan survey,misalnya untuk mengetahui tingkat kepuasan kerja karyawan atau survey terhadap manajer lini terhadap efektivitas departemen SDM dalam menjalankan fungsinya terkait pengelolaan SDM.

5.       Eksperimen

Audit SDM dapat juga dilakukan melalui eksperimen,misalnya dengan menerima calon karyawan yang hasil psiko tes nya kurang disarankan untuk menilai reliabilitas dan validitas atat tes yang digunakan.

 

 

Tugas 2 Pemasaran Jasa (Manajemen UT)


Sujana

#018469526

 

Saudara diminta untuk menganalisis konsep SERVQUAL (Parasuraman) pada suatu perusahaan jasa yang bisa dikatakan berhasil dalam mengaplikasikan konsep tersebut, seperti BNI, Bank Mandiri, Lion, GIA dll (pilih salah satu saja).

 

 Jawab:

 

Analilis konsep Sevqual di Bank Mandiri Cabang.

 

Analisis faktor atribut  meliputi analisis reliability,

responsiveness, assurance, emphaty dan tangibles,analisis reliabiliyi digunakan

untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memberikan jasa dengan tepat

dan dapat diandalkan. analisis reponsiveness digunakan untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan dengan

cepat.analisis assurance digunakan untuk mengukur kemampuan, kesopanan serta

sifat dapat dipercaya yang dimiliki karyawan perusahaan. Analisis emphaty

digunakan untuk mengukur pemahaman karyawan terhadap kebutuhan konsumen

serta perhatian yang diberikan karyawan. Analisis tangibles digunakan untuk

mengukur penampilan fisik, peralatan, karyawan serta sarana komunikasi.

 

1. Analisis tangibles (berwujud)

a. Kenyamanan ruang tunggu, Penataan eksterior dan interior ruang faktor yang

langsung terlihat oleh pelanggan adalah eksterior dalam kondisi yang terawat,

warna cat yang menarik, lingkungan bersih dan sebagainya. Adapun faktor

interior adalah ruang tunggu nyaman, udara dalam ruangan sejuk (walaupun tidak

memakai AC) dan terdapat hiburan selama menunggu (majalah, koran, atau TV).

b. Teknologi yang sudah dimiliki,

Dengan adanya ATM, serta internet banking, hal ini dilakukan agar nasabah

merasakan kemudahan dalam melakukan transaksi

c. Kondisi gedung yang bersih, Penataan eksterior dan interior ruang faktor yang

langsung terlihat oleh pelanggan adalah eksterior dalam kondisi yang terawat,

warna cat yang menarik, lingkungan bersih dan sebagainya.

2. Analisis Reliability (keandalan)

a. Kecepatan karyawan dalam pelayanan, Menambah jumlah teller agar nasabah

tidak terlalu lama mengantri serta pihak perusahaan harus dapat menerima

pelanggan dengan cepat dan tepat sehingga pelanggan yang datang dapat segera

dilayani, tanpa harus menunggu lama

b. Menangani masalah dengan segera, Pihak manajemen dapat memperbaiki

kualitas misalnya dengan tidak menunda-nunda dalam menagani ATM yang Off

line

3. Analisis Responsiveness (Daya tanggap)

a. Ketersediaan membantu nasabah, Karyawan membantu nasabah yang

mengalami kesulitan untuk mengisi formulir transaksi

b. Pelayanan transaksi yang tidak berbelit-belit, Pihak manajemen memberikan

kemudahan kepada nasabah untuk melakukan transaksi , misalnya dengan tidak

memerlukan birokrasi yang rumit untuk melakukan transaksi.

4. Analisis Assurance (Jaminan)

a. Karyawan yang professional di bidangnya, Untuk meningkatkan profesionalitas

karyawan,Pihak bank melakukan pelatihan kepada karyawannya.

b. Nasabah merasakan aman dalam melakukan transaksi,dengan menyediakan

penjagaan security di setiap titik mesin ATM dan menggunakan kamera

tersembunyi.

5. Analisis Emphaty (Empati)

a. Memberikan pelayanan tanpa melihat status maupun kedudukan nasabah,

Perusahaan memperlakukan semua nasabah dengan objektif, tidak ada yang

didahulukan. Pelayanan kepada pelanggan dengan status yang berbeda pelanggan

yang diberikan perusahaan harus dilakukan tanpa membedakan status pelanggan.

Apabila terdapat perbedaan dalam hal status, maka hal tersebut dapat

mengakibatkan rasa tidak dihargai dan dapat mengakibatkan pelanggan tidak loyalkepada perusahaan

a. Karyawan mampu melayani nasabah dengan ramah dan sopan, Karyawan

adalah orang pertama yang di temui pelanggan, apabila karyawan berpenampilanrapi serta sopan, maka pelanggan akan merasa diterima dengan baik serta dapat menimbulkan kesan yang positif.

 

Jawaban Tugas 2 Mata Kuliah Pengembangan Produk (Manajemen UT)


Sujana

NIM:018469526

 

Jawaban Tugas 2 Pengembangan Produk

 

Perusahaan dapat meningkatkan bisnis dengan empat cara yaitu

  • Menambah line produk baru
  • Memperpanjang setiap line produk
  • Menambah variasi unruk setiap line produk/ menambah kedalaman line produk
     

  • Mengapa pengembangan produk baru?

Pengembangan produk baru atau menciptakan produk baru merupakan tugas yang sering terlupakan. Pada saat salah satu ataupun beberapa produk yang sedang dipasarkan itu berada pada tahap “kedewasaan” , maka pengusaha haruslah mulai memanfaatkan keuntungan yan g diperolehnya dari produk yang berada pada tahap tersebut untuk mengembangkan ide penciptaan produk baru. Produk baru inilah yang diharapkan nantinya dapat menggantikan produk lama yang sedang jaya tersebut.

Penciptaan produk baru ini meliputi 3 hal

- produk yang sama sekali baru

- perubahan desain (redesaign) dan

- pembungkusan (packaging)

Strategi pengembangan produk baru dalam hal ini ada dua cara yang dapat ditempuh

  1. membeli suatu perusahaan atau suatu hak paten ataupun lisensi
  2. mengembangan produk baru

Dalam hal ini akan kita pusatkan pada cara kedua yaitu mengambangkan produk baru. Produk baru dapat diartikan sebagai berikut :

  • produk asli yaitu betul-betul produk baru
  • produk yang disempurnakan
  • produk yang dimodifikasi
  • produk dengan merk baru
     

  • Pengertian produk baru

Menurut Simamora dalam Sinta (2004), produk baru merupakan barang dan jasa yang pada dasarnya berbeda dari yang telah dipasarkan sebelumnya oleh perusahaan. Pengembangan produk baru (new product development) adalah proses pencarian gagasan untuk barang dan jasa baru dan mengkonversikannya ke dalam tambahan lini produk yang berhasil secara komersial.

 

Produk baru mencakup dari produk baru di dunia (new-to-the-world products) yang menciptakan pasar yang baru, pengembangan minor pada produk, maupun revisi pada produk yang ada (Kotler, 2009). Booz, Allen & Hamilton dalam Kotler (2000) mengidentifikasi bahwa terdapat enam kategori produk baru, yaitu:

  1. produk baru dengan penciptaan pasar yang baru (new to the world products),
  2. produk baru dengan pertama kali memasuki pasar yang sudah ada untuk produk semacam (new product lines),
  3. produk baru hasil modifikasi produk lama (additions to existing product lines),
  4. produk baru untuk menggantikan produk yang ada untuk meningkatkan kinerja dan nilai (improvements and revisions to existing products),
  5. produk yang ada yang ditargetkan untuk pasar baru atau segmen baru (repositionings),
  6. produk baru dengan harga lebih rendah (cost reductions).

Menurut Cooper (2001), dua kategori produk baru yang paling populer di kalangan perusahaan adalah lini produk baru (new product lines) dan perbaikan pada produk yang sudah ada (improvements in revisions to existing products). Produk yang baru bagi dunia (new products to the world) dan lini produk baru bagi perusahaan (new product lines) hanya berkontribusi 30% dari semua produk yang dipasarkan, tetapi merepresentasikan 60% sebagai produk yang dipandang paling berhasil.

 

  • Pengendalian pengembangan produk

 

Di era globalisasi yang semakin kompetitif sekarang ini, setiap perilaku

bisnis yang ingin memenangkan persaingan akan memberikan perhatian penuh

terhadap pengembangan produk dan kualitas produk. Dalam dunia industri,

pengembangan produk dan pengendalian mutu atau kualitas produk yang

dihasilkan merupakan faktor terpenting yang membawa keberhasilan bisnis,

dan peningkatan posisi bersaing. Perhatian penuh terhadap kualitas akan

memberikan dampak langsung kepada perusahaan yang berupa kepuasan

Industri yang menghasilkan barang dan jasa harus dapat menghasilkan

suatu produk yang dapat diterima oleh konsumen. Suatu prinsip utama

pembelian adalah makin meningkatkan dominasi (penguasaan) pasar nasional

dan internasional. Pembeli, baik itu konsumen individual, perusahaan industri,

atau badan pemerintah, sekarang semakin menekankan kepuasan pelanggan

yang mereka cari untuk barang yang mereka bayar, dengan konsentrasi baru

pada ekonomi produk dan jasa terbaik, keamanan, kemampuan untuk melayani

dan keterandalan. Kehati-hatian dalam membeli semakin meningkat,

khususnya untuk perusahaan-perusahaan industri dan terlebih lagi untuk para

konsumen

Tinggi rendahnya kepuasan konsumen disebabkan oleh dua faktor

utama yaitu faktor intern dan ekstern perusahaan. Faktor intern perusahaan

antara lain turunnya kualitas produk, pengembangan produk, pelayanan

konsumen dan sebagainya sehingga konsumen mengalami kejenuhan atau

turunnya nilai produk di pasaran. Faktor ekstern terjadi karena di luar

jangkauan seperti adanya perubahan selera konsumen, kebijaksanaan

pemerintah, munculnya barang pengganti dan masuknya pesaing baru.

Setiap usaha dalam persaingan tinggi selalu berkompetisi dengan

industri yang sejenis. Agar bisa memenangkan kompetisi, pelaku

bisnis harus memberikan perhatian penuh terhadap kualitas produk.

Perhatian pada kualitas memberikan dampak positif kepada bisnis

melalui dua cara yaitu dampak terhadap biaya –biaya produksi dan

dampak terhadap pendapatan (Gaspersz, 2005:3)

.

Pengembangan produk dan pengendalian kualitas yang dilakukan di

perusahaan meliputi pengembangan industri tersebut untuk lebih maju tidak

hanya memproduksi atau membuat satu produk saja akan tetapi juga akan

merilis memproduksi produk-produk lainya. Serta pengendalian kualitas

terhadap bahan baku, pengendalian kualitas selama proses produksi dan

pengendalian kualitas hasil akhir.

Pengendalian kualitas merupakan teknik dan manajemen, mengukur

karakteristik kualitas dari output (barang dan jasa) kemudian membandingkan

hasil pengukuran itu dengan spesifikasi output yang diinginkan pengguna,

serta mengambil tindakan perbaikan yang tepat apabila ditemukan perbedaan

antara performasi aktual dan standar. Dalam mengendalikan proses kita

berusaha menyelidiki dengan cepat bila terjadi gangguan proses dan tindakan

pembetulan dapat segera dilakukan sebelum terlalu banyak unit yang tak 3

sesuai (cacat), dan semua ini dilakukan agar kepuasan konsumen terpenuhi

serta tidak terkecuali bagi perusahaan agar dapat memprediksi anggaran dasar

perusahaan.

 

Dampak terhadap biaya produksi terjadi melalui proses pembuatan

produk yang memiliki derajat konformasi yang tinggi terhadap standar-standar

sehingga bebas dari tingkat kerusakan yang mungkin terjadi. Dampak terhadap

peningkatan pendapatan terjadi melalui peningkatan penjualan atas produk

yang berkualitas yang berharga tinggi.

Salah satu tujuan perusahaan adalah meningkatkan laba terutama dari

kegiatan operasinya. Oleh karena itu, manajer perusahaan dalam mengambil

keputusan-keputusannya ditujukan untuk meningkatkan laba. Strategi bisnis

untuk meningkatkan keunggulan bersaing dapat dilakukan melalui usaha

peningkatan kualitas.

 

Perusahaan yang menjadikan kualitas sebagai alat strategi akan

mempunyai keunggulan bersaing terhadap kompetitornya dalam menguasai

pasar karena tidak semua perusahaan mampu mencapai superioritas kualitas.

Dalam hal ini perusahaan dituntut untuk menghasilkan produk dengan kualitas

tinggi, harga rendah, proses dan pengiriman dapat tepat waktu. Proses

produksi yang memperhatikan kualitas akan menghasilkan produk yang bebas

dari kerusakan. Hal ini dapat menghindarkan adanya pemborosan dan

inefisensi sehingga biaya produksi per unit dappat ditekan dan harga produk

dapat menjadi lebih kompetitif.

 

Langkah dalam pelaksanaan pengendalian kualitas adalah menentukan

perencanaan yang tepat sebelum produksi, ditambah dengan realitas

standarisasi produk, terutama dalam peningkatan kualitas. Terdapat hubungan

erat antara kualitas produk, kepuasan pelanggan atau konsumen dan

profatibilitas perusahaan.

Semakin tinggi kualitas semakin tinggi kepuasan pelanggan dan

sebaliknya semakin rendah kealitas semkian rendah kepuasan

pelanggan dan dalam hal ini mendukung harga lebih tinggi, serta

biaya lebih rendah. Oleh karena itu program peningkatan kualitas atau

QIPs (Quality Improvement Programs) biasanya meningkatkan

profitabilitas perusahaan (Philip Kotler, 2008:67).

Dengan demikian apabila suatu perusahaan hendak menentukan

kualitas suatu produk atau membuat produk yang berkualitas tinggi maka

harus memperhatikan 3 faktor yaitu biaya produksi, fungsi produksi, dan

wujud luar produk. Biaya produksi yang terlalu tinggi akan berpengaruh pada

harga jual produk menjadi mahal. Fungsi produksi yang bermutu adalah yang

sesuai dengan kebutuhan konsumen. Sehingga produk dapat difungsikan

secara maksimal oleh konsumen. Wujud luar atau model atau kemasan produk

sangat mempengaruhi keputusan konsumen sebelum mereka memakai produk

tersebut.

 

Kualitas didefinisikan sebagai totalitas dari karakteristik suatu produk

yang menunjang kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang

dispesifikasikan atau ditetapkan, guna meningkatkan kepuasan

pelanggan internal maupun eksternal (Gaspersz, 2005:5).

Berdasarkan pengertian dasar tentang kualitas tersebut, tampak bahwa

kualitas selalu berfokus pada pelanggan (customer focused guality). Kualitas

dalam pengendalian proses statistik adalah bagaimana baiknya suatu output 5

(barang dan jasa) itu memenuhi spesifikasi dan toleransi yang ditetapkan oleh

bagian desain dari perusahaan tersebut.

 

Tugas 2

Buat contoh kasus pengembangan produk untuk perusahaan yang menghasilkan produk berupa barang dan perusahaan yang menghasilkan produk berupa jasa

 

Jawaban Tugas 2

 

  • Contoh kasus Pengembangan Produk dari perusahaan penghasil barang dalam era sekarang banyak terlihat pada perusahaan besar dan dan kecil yang bertarap Nasional maupun Internasional seperti contoh pada perusahaan handphone, komputer seperti Samsung, Nokia, Acer dan Advance dan banyak lagi, sampai keperusahaan makanan snak yang bertarap lokal, mereka melakukan pengembangan produk secara:

  • produk asli yaitu betul-betul produk baru
  • produk yang disempurnakan
  • produk yang dimodifikasi
  • produk dengan merk baru

Seperti contoh Samsung memproduksi handphone (smartphone) ada yang menyempurnakan dari produk sebelumnya atau memproduksi smartphone dengan menggunakan teknologi yang baru seperti teknologi android.

Juga perusahaan yang lainnya mereka sama-sama bersaing melakukan pengembangan produk dengan menitik beratkan terhadap harga yang lebih rendah di banding pesaingnya dengan sepesifikasi yang relatip sama.

Satu lagi perusahaan komputer LENOVO yang ikut meramaikan pasar smartphone memproduksi smartphone berteknologi android dengan harga yang relatip bersaing tapi berkualitas baik.

 

  • Contoh Kasus Pengembangan Produk dari perusahhan penghasil Jasa adalah sebagai berikut:
    Jasa Angkutan (Travel), CIPAGANTI adalah perusahaan angkutan atau travel yang mulanya hanya bergerak dalam angkutan travel Bandung Jakarta yang armadanya tidak begitu banyak, seiring perkembangan sarana jalan toll dan meningkatnya mobilisasi orang antara Bandung Jakarta atau Air Port manajemen melakukan Pengembangan Produk hingga menambah point-point trayek dan menambah banyak armada, bukan hanya menambah armada malah berkembang sampai menjadi perusahaan pengiriman paket, Travel penerbangan, Jasa Rental Kendaraan.