Selasa, Agustus 04, 2015

Tugas 2 Ekonomi Moneter


Sujana, Nim;018469526

Tugas 2 Ekonomo Moneter

  1. Apa penyebab pada saat kondisi nilai tukar rupiah menurun, pemerintah menurunkan jumlah uang yang beredar dalam masyarakat?

Jawab:

(1) Adanya peningkatan jumlah uang beredar. Peningkatan jumlah uang beredar ini di Indonesia disebabkan antara lain oleh peristiwa:

  • Kenaikan harga migas di luar negeri
  • Meningkatnya bantuan luar negeri
  • Masuknya modal asing, khususnya investasi portfolio di pasar uang
  • Meningkatnya anggaran Pemerintah secara mencolok
  • Depresiasi nilai Rupiah dan gejolak mata uang konvertibel
    (2) Adanya tekanan pada tingkat harga umum, yang dapat dipengaruhi oleh kejadian-kejadian berikut ini :

  • Penurunan produksi pangan akibat musim kering yang berkepanjangan
  • Peningkatan harga komoditi umum secara mendadak
  • Pencabutan program subsidi BBM
  • Kenaikan harga BBM yang mencolok
  • Kenaikan tarif listrik
    (3) Kebijakan Pemerintah dalam mendorong kegiatan ekspor non-migas; maupun kebijakan lainnya yang bersifat distortif seperti antara lain:

  • Lonjakan inflasi setelah dikeluarkannya kebijakan devaluasi
  • Kebijakan tata niaga yang menciptakan pasar yang oligopolistis dan monopolistis
  • Pungutan-pungutan yang dikenakan dalam perjalanan lalu lintas barang dan mobilitas tenaga kerja
  • Kebijakan peningkatan tingkat upah minimum regional
    (4) Peningkatan pertumbuhan agregat demand yang dipicu oleh perubahan selera masyarakat, atau kebijakan pemberian bonus perusahaan dan faktor spekulatif lainnya:

  • Pemberian bonus THR mendekati jatuhnya Hari Raya.
  • Pemberian bonus prestasi perusahaan
  • Perkembangan pusat belanja yang ekspansif dengan mematikan fungsi keberadaan pasar tradisional di lokalitas tertentu.
    Pada masa lalu pencetus inflasi di Indonesia lebih dipengaruhi oleh inflasi yang berasal dari impor bahan baku dan penolong. Hal ini beralasan karena sebagian besar dari bahan baku tersebut masih diimpor dari luar negeri, akibat struktur industri yang sedikit mengandung local content.
     
    Untuk menjaga kestabilan nilai mata uang, Bank Indonesia sebagai otoritas moneter diberikan beberapa wewenang dalam melakukan tugasnya. Dengan merumuskan dan melaksanakan kebijakan moneter untuk mengendalikan uang beredar dan suku bunga dalam perekonomian agar dapat mendukung pencapaian tujuan kestabilan nilai uang tidak boleh dilakukan secara fleksibel. Hal ini akan mempersulit dan menyebabkan aktivitas ekonomi menjadi terkendala dan lesu jika Bank Indonesia terlalu intervensi dalam hal pengendalian jumlah uang beredar.
     
    Sebaliknya, pengendalian uang beredar dan suku bunga tidak boleh terlalu longgar karena akan menyebabkan tidak terpeliharanya kestabilan nilai uang, yang akan mendorong merosotnya kepercayaan masyarakat dan mempersulit perencanaan bisnis para pengusaha
     

  1. Apa pengaruh tingkat suku bunga dan investasi?

Jawab:

Suku bunga adalah biaya yang harus dibayar oleh peminjam atas pinjaman yang diterima dan merupakan imbalan bagi pemberi pinjaman atas investasinya. Suku bunga mempengaruhi keputusan individu terhadap pilihan membelanjakan uang lebih banyak atau menyimpan uangnya dalam bentuk tabungan. Suku bunga dibedakan menjadi dua, suku bunga nominal dan suku bunga riil. Suku bunga nominal adalah tingkat bunga (rate) yang dapat diamati di pasar. Sedangkan suku bunga riil adalah konsep yang mengukur tingkat bunga yang sesungguhnya setelah suku bunga nominal dikurangi dengan laju inflasi yang diharapkan. Tingkat suku bunga juga digunakan pemerintah untuk mengendalikan tingkat harga, ketika tingkat harga tinggi dimana jumlah uang yang beredar di masyarakat banyak sehingga konsumsi masyarakat tinggi akan diantisipasi oleh pemerintah dengan menetapkan tingkat suku bunga yang tinggi. Dengan tingkat suku bunga tinggi yang diharapkan kemudian adalah berkurangnya jumlah uang beredar sehingga permintaan agregat pun akan berkurang dan kenaikan harga bisa diatasi

 

  1. Bagaimanakah praktek inflasi jika dilihat dari adanya tekanan permintaan?

Jawab:

Demand pull inflation

Dikarenakan adanya permintaan total yang berlebihan dimana biasanya dipicu oleh membanjirnya likuiditas di pasar sehingga terjadi permintaan yang tinggi dan memicu perubahan pada tingkat harga. Bertambahnya volume alat tukar atau likuiditas yang terkait dengan permintaan terhadap barang dan jasa mengakibatkan bertambahnya permintaan terhadap faktor-faktor produksi.

Faktor-faktor Produksi :

1. Alam.

2. Tenaga kerja.

3. Modal.

4. Kewirausahaan. Sektor-sektor produksi :

- Primer.

- Sekunder.

- Tersier.

- Publik.

- Swasta.

- Konsumsi.

- Investasi.

 

 

  1. Bagaimanakah praktek inflasi jika dilihat dari adanya dorongan biaya?

Jawab:

Inflasi desakan biaya (cost push inflation)

terjadi akibat adanya kelangkaan produksi dan/atau juga termasuk adanya kelangkaan distribusi, walau permintaan secara umum tidak ada perubahan yang meningkat secara signifikan. Adanya ketidak-lancaran aliran distribusi ini atau berkurangnya produksi yang tersedia dari rata-rata permintaan normal dapat memicu kenaikan harga sesuai dengan berlakunya hukum permintaan-penawaran, atau juga karena terbentuknya posisi nilai keekonomian yang baru terhadap produk tersebut akibat pola atau skala distribusi yang baru.

 

2 komentar:

Unknown mengatakan...

terima kasih... bantuannya.. :)

Unknown mengatakan...

Terima kasih banyak bapak atas bantuanya....semoga allah membalas kebaikan bapak amin....